Jumat, 01 Oktober 2010 20.16

Renungan purnama terlewati


Renungan purnama terlewati


Berselimut bisik pagi ketika lentera temaram

Sisa lelap semalam terurai memecah keheningan


Legam terhanyut hingga terdampar



Di kala alam melepas siulan



Di kala sinarnya merindu kehangatan



Aku di bawah genangan titik kemilau


Tersedu di balik rintik mengembun jauh di dalam


Uap rasa tertoreh kian sunyinya lembar rebah


Tertatih di ruang kehampaan


Aku tak mampu bergeming meloncat mengalahkan

sang katak sekalipun

Aku hanya mengangguk ketika penjaja pagi menawarkan jualannya


Aku pasrah atas hadiah yang di beri


Adalah karunia dan anugerah


===============================


Menatap dua belas purnama tampak memerah indah usai sudah. Serangkaian peristiwa memadu lembut menyapa lirih jiwa, melukis kisah lembah kegelisahan, mendulang gemercik gemulai gemerlap tawa. Seluruhnya tlah terlewati, tak kan pernah kembali. Hanyalah sebuah kenangan. Tertanam dalam jiwa abadi sebuah tunas keikhlasan atas hadiah kehidupan yang Tuhan berikan.


Selama pentas episode kehidupan kemarin, aku telah memikul dua tempayan dari sumber mata air menuju gubuk kehidupanku. Rutinitas keseharianku tetap berulang-ulang, terkadang keluh kesah mewarnai rangkaian langkah di sela- sela tersitanya hari-hariku.


Betapa tidak...........!!!


Satu dari tempayan yang aku pikul tlah retak dan setiap melakukan rutinitas pengambilan air kehidupan tetap bersimbah berceceran sepanjang jalan yang aku lalui. Terkadang bukan hanya keluh kesah menghiasi langitku tetapi penyesalan selalu hadir karena tak sempurnanya keinginanku. Berkaca dan berkata pada diri ini seutuhnya tentang ilusi keterbukaan hidup, aku tlah lupa bahwa sebenarnya aku tlah menangisi sesuatu yang pernah aku syukuri.


Disini, aku tlah lalai......

Disini, aku tlah lupa......
Dan di sini pula aku tidak ingat bahwa di sepanjang perjalananku di penuhi benih-benih tanaman bunga yang selalu tersirami setiap hari dan kini bunga itu tlah mengembang indah!!! Satu dari tempayan retak yang aku pikul ternyata telah menyirami tanaman bunga di sepanjang perjalananku yang kulalui. Aku merasa malu atas diriku sendiri. Aku tidak memahami hikmah yang terkandung di balik semuanya ternyata memberikan warna tersendiri atas manfaat yang luar biasa berguna. Kini jalan ku di penuhi dengan bunga warna- warni dan harum mewangi di sampaikan angin.


Yang Maha Kuasa tlah memberikan kelemahan kepadaku agar aku senantiasa menyadari hikmah yang tersembunyi di balik semua itu. Di balik kelemahanku tersimpan sebuah kekuatan untuk tetap tegar menjemput keindahan.



Aku mesti melupakan kenangan pahit masa terlewati. Masa lalu hanyalah sebuah kenangan! Berlalu dan tak kan pernah kembali. Aku harus menjalani hari ini karena Hari ini adalah wujud nyata aku meraih kebaikannya! Aku berusaha menjadi pelakon gigih yang menatap hari esok.

Hari esok siapapun tak kan pernah tahu apakah masih tetap hadir atau aku tlah di jemput!

Aku hanya melakukan yang terbaik yang aku tahu!

Aku hanya melakukan yang terbaik yang aku mampu!
Aku selalu bermaksud melakukan yang terbaik hingga akhirnya!

Semoga aku BISA....!

0 Comments On "Renungan purnama terlewati"

free counters


Powered By Blogger

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.